Saturday, March 31, 2007

Pesona Merapi Saat Bersahabat

Pesona Merapi Saat Bersahabat

Gunung yang berada di utara Jogja ini merupakan sosok yang penuh kontroversi. Di kala menunjukkan aktivitasnya, salah satu gunung teraktif di Indonesia ini, tak enggamn menurunkan hujan abu, gempa bumi dan menyemburkan lava panas bagai api yang menjulur dari mulut raksasa yang marah. Menyambar jengkal demi jengkal kehidupan yang ada di sekitarnya tanpa kompromi.

Sebaliknya, keteduhan dan kedamaian memeluk setiap insan seakan menyambut sengan keramahan yang menyejukkan seraya berucap “selamat datang”. Ia bagaikan sahabat bagi setiap orang yang datang. Memberi suguhan aneka ragam keindahan yang dapat menghilangkan rasa haus dahaga akan kehidupan natural yang hilang ditelan hingar bingar kota.

Merapi yang berada di ketinggian 2.911m di atas permukaan laut memiliki kelebihan dari sisi ilmu pengetahuan, budaya dan petualangan.. Dari sisi budaya, selain upacara Labuhan Merapi yang setiap tahun diadakan, juga merupakansisi utara “garis imajiner” yang menghubungkan Tugu (Monumen Golong-Gilig), Kraton Jogja, Panggung Krapayak sampai Pantai Parangtritis, yang memiliki nilai-nilai mistis bagi kehidupan penduduk Jogja. Dari sisi petualangan, Merapi memberikan suguhan yang sangat sulit dicari tandingannya, baik medan yang harus dilalui untuk sampai puncak maupun panorama alamnya yang spektakuler.

“Ribuan spesies tumbuhan dan binatang yang merupakan potensi besar di Merapi ini belum banyak diketahui masyarakat, khususnya para peneliti. Research mengenai botani, flora dan fauna sambil menikmati keindahan alamnya, kenapa tidak? Nah, kalau potensi ini kita garap, sudah ada hutan wisata, hutan lindung, dan margasatwa di hutan percobaan ditunjang dengan kehidupan masyarakatnya yang masih sangat tradisional sebenarnya sangat layak pasar,” jelas Wignyo, staff kehutanan yang bertugas di Telaga Putri saat menemani Exploring Jogja.

Cebongan Sentra Kerajinan Bambu Sleman - Yogyakarta



Untuk mendapatkan aneka keperluan perabot rumah tangga yang terbuat dari bambu, pilihan anda memang tidak salah kalau mampir di Cebongan, Tlogodadi, Mlati, Sleman, Jogja ini.

Dusun Cebongan ini sudah lama dikenal sebagai desa pengrajin bambu. Untuk menuju lokasi tidak sulit, karena sarana transportasi bisa dengan mudah sampai di dusun Cebongan ini. Saat ini sekitar 40 warganya berprofesi sebagai pengrajin bambu ini. Umumnya kerja sebagai pengrajin bambu ini dilakukan di sela-sela kegiatan pertanian, meski begitu banyak juga yang mengaku profesi sebagai pengrajin bambu merupakan kerjaan pokok.


Seperti diungkapkan Suharjono (59), penduduk warga Ceboongan ini mengaku sejak 1993 terjun menekuni sebagai pengrajin bambu. Hasil kreasi Pak Harjono memang bisa dinikmati mulai dari kursi mebel bambu, dipan, kerei, slintru, sampai kap lampu dengan desain cantik menarik.

Soal harga, dirinya mengaku sangat bervariasi, tergantung kualitas dan desain tetapi rata-rata dirinya menjual per set dari Rp. 250.000-1 juta rupiah. Untuk pengerjaan tiap set perabot, Harjono butuh waktu 2-3 hari.

“Tetapi kalau bahan baku sulit, pekerjaan bisa molor,” keluhnya.

Dirinya dan juga pengrajin bambu di Cebongan ini berharap tanaman bambu di Sleman maupun Jogja digalakkan lagi. Sebab untuk memenuhi pesanan order dirinya sering minta kiriman bambu dari luar Jogja seperti Ngluwar, Purworejo, Muntilan, sampai Kulonprogo.

Meski demikian, dirinya mengaku bersyukur sebab order dan pesanannya akhir-akhir ini cukup stabil. Bahkan dirinya seringkali bangga, karena banyak turis asing yang sedang berlibur ke Jogja menyempatkan diri untuk mampir dan membeli beberapa kerajinan bambu asli Cebongan.*(nur)